Jumat, 03 Mei 2013

YUDHI SETIADI

10070308015

Pertemuan ke 2


Perbedaan Koordinat Geografi Dan UTM

Dalam GIS ada 2 sistem koordinat yang biasa digunakan, yaitu
1. Koordinat Geografi
Koordinat Geografi pada Proyeksi UTM mempunyai referensi posisi acuan dan arah yang sama yaitu titik pusat proyeksi untuk posisi dan arah utara grid di meridian pusat sebagai arah acuan. permasalahan yang timbul adalah :
1. satuan (unit) . Besaran Pada Koordinat Geografi dinyatakan dalam besaran sudut (derajat), besaran pada Koordinat UTM dinyatakan besaran panjang (meter).
2. Bidang persamaan, pada Koordinat geografi dinyatakan sebagai permukaan Elipsoid, sedang bidang persamaan UTM merupakan bidang datar.
2. UTM (Universal Transverse Mercator)
Pada Proyeksi UTM, sistim koordinat yang digunakan adalah Orthmetrikl 2 Dimensi, dengan satuan mete,r kesepakatan posisi titik Acuan berada di pusat proyeksi yaitu perpotongan proyeksi garis Meridian Pusat pada Zone tertentu dengan lingkaran Equator dan di-definisikan sebagai :
N(orth) : 10,000,000 m
E(ast) : 500,000 m
Penentuan Zone: Zone ditentukan dengan :
  
Dimana :
Bujur = Bujur ditengah daerah Pemetaan
3ยบ = Lebar 0.5 Zone
30 = Nomor Zone di Greenwich
Kesimpulan, Parameter Koordinat UTM terdiri dari komponen North/East dan informasi Zone. (Kontur bukan merupakan parameter koordinat.)
Pada Sistim Proyeksi Lokal, titik acuan dapat berupa Patok, Paku, Pojok Bangunan dll, dengan asumsi nilai X,Y sebarang, dengan arah Utara Grid sebarang. Koordinat ini dapat pula disebut Koordinat Relatip. Jika pada kemudian hari koordinat “Patok” tersebut dapat ditentukan hubungannya terhadap Sistem Koordinat Nasional, maka Sistim Koordinat dapat diubah menjadi Sistem Koordinat Baku. Proses ini disebut juga Transformasi.
 
 Sistem koordinat georafis (GCS)

GCS merupakan sistem koordinat yang mengacu terhadap bentuk bumi sesungguhnya yakni mendekati bola (ellipse). Posisi objek di permukaan bumi didefinisikan berdasarkan garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude).
Garis lintang adalah garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan equator/garis khatulistiwa. Sedangkan Garis bujur adalah garis horizontal yang mengukur sudut suatu titik dengan titik nol bumi yakni Greenwich di London Britania Raya. Unit satuan dari GCS adalah derajat.

Georeferensi 
Georeferensi merupakan proses untuk membawa citra/image ke dalam sistem koordinat tertentu (projected maupun geographic). Proses ini biasanya digunakan pada data peta raster hasil scanning sebelum didigitasi. Proses georeferensi juga biasa disebut proses registrasi citra.

 

Jumat, 26 April 2013

Georeferensing 
Georeferensi merupakan proses untuk membawa citra/image ke dalam sistem koordinat tertentu (projected maupun geographic). Proses ini biasanya digunakan pada data peta raster hasil scanning sebelum didigitasi. Proses georeferensi juga biasa disebut proses registrasi citra
Sistem koordinat
Dalam GIS ada 2 sistem koordinat yang biasa digunakan, yaitu koordinat geografi dan UTM (Universal Transverse Mercator). Sistem Proyeksi Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) adalah rangkaian proyeksi Transverse Mercator untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 bagian zona. Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. Berbeda dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat, koordinat UTM menggunakan satuan unit meter. Setiap zona memiliki panjang x sebesar 500.000 meter dan panjang y sebesar 10.000.000 meter.
Proyeksi ini menjadi dasar koordinat sistem global yang pada awalnya dikembangkan untuk keperluan militer, namun sekarang sudah dipakai lebih luas.
Sehingga, zona 1 pada koordinat UTM dimulai dari 1800 BB-1740 BB, kemudian dilanjutkan dengan zona 2 yang dimulai dari 1740 BB-1680 BB, zona 3 dimulai dari 1680 BB-1620 BB, dan seterusnya,  sedangkan  untuk batas lintang dibagi berdasarkan nilai 8 derajat.
Untuk Indonesia yang berada pada posisi 900BT - 1440BT dan 110LS - 60LU terbagi ke dalam 9 zona UTM yaitu zona 46 – 54.

Kamis, 26 April 2012

Praktikum PCD


Kombinasi band dalam aplikasi gis
Prosedur pegolahan data citra dimulai dari mengimport / membaca / membuka data citra sampai dengan hasil akhir berupa informasi spasial dalam bentuk cetakan (Hardcopy). Pekerjaan dasar pengolahan citra bisa diuraikan sebagai berikut :
1).        Import/open/load data
2).        Visualisasi
3).        Kombinasi kanal/band (color composit)
4).        Registrasi dan rektifikasi
5).        Image enhancement (penajaman kontras)
6).        Mosaik antar scene, antar kanal
7).        Cropping area of interest
8).        Klasifikasi
9).        Aplikasi/analisa
            Dalam mengolah tentunya perlu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras berupa komputer membutuhkan performa yang cukup tinggi, karena akan berpengaruh terhadap kecepatan proses. Data citra biasanya berkapasitas puluhan megabyte bahkan lebih, sehingga untuk loading dan visualisasi memerlukan memory yang besar.
            Perangkat lunak untuk pengolahan citra cukup banyak jenisnya, tentunya dengan kemampuan dan kelebihan yang berbeda-beda. Beberapa software tersebut diantaranya ER Mapper, erdas imagine, envi, global mapper, PCI geomatic, ilwis, arc view gis, arc gis, arc info, map info. Dalam modul ini akan dipelajari beberapa software yaitu ER Mapper, arc view gis dan arc info, namun tidak keseluruhan aplikasi modul yang terdapat dalam software tersebut.
ER Mapper adalah salah satu software (perangkat lunak) yang digunakan untuk mengolah data-data citra. Pengolahan data citra merupakan suatu cara memanipulasi data citra atau mengolah suatu data citra menjadi suatu keluaran (output) yang sesuai dengan yang kita harapkan. Adapun cara pengolahan data citra itu sendiri melalui beberapa tahapan, sampai menjadi suatu keluaran yang diharapkan. Tujuan dari pengolahan citra adalah mempertajam data geografis dalam bentuk digital menjadi suatu tampilan yang lebih berarti bagi pengguna, dapat memberikan informasi kuantitatif suatu obyek, serta dapat mendukung utuk aplikasi sistem informasi geografis.
            Data digital disimpan dalam bentuk barisan kotak kecil dua dimensi yang dikenal dengan sebutan pixel (picture element). Masing-masing pixel ini mewakili suatu wilayah yang ada dipermukaan bumi. Struktur ini disebut raster, sehingga data citra sering juga disebut data raster.
            Data yang diperoleh dari satelit umumnya terdiri daribeberapa bands (layers) yang mencakup wilayah yang sama. Masing-masing bands ini mencatat pantulan obyek dari permukaan bumi pada panjang gelombang yang berbeda.

Membentuk atau menggabungkan beberapa citra stelit.

1. Cara melakukan komposit band pada ArcGis:
Arctoolbox - Data Management Tools – Raster – Raster Procesing – Composite Band- Input Data – Output Data - Nama Filenya “ PCD.tif “ – Ok.
Band 1,2,3 (False Colour)
Band 3,2,1 (True Colour)
2. Ubah Band
Klik Kanan – Properties – Simbology
KOREKSI GEOMETRIK
            Data citra harus dikoreksi geometrik terhadap sistem koordinat bumi, supaya semua informasi data citra telah sesuai keberadaannya di bumi. Pada koreksi geometrik ini terdapat dua istilah, yakni registrasi dan rektifikasi.
            Registrasi adalah proses mendaftarkan/menempatkan titik-titik referensi peta atau titik-titik referensi bumi terhadap citra yang belum terkoreksi geometrik. Sedangkan rektifikasi adalah proses koreksi/perbaikan geometrik citra yang belum terkoreksi yang sudah memiliki titik-titik referensi.
            Proses Koreksi dapat dilakukan dengan cara, antara lain:
    1. Image to map rectification
    2. Image to image rectification
Urutan dalam proses rektifikasi, pertama adalah menentukan titik kontrol (GCP), kemudian melakukan proses rektifikasi, serta mengevaluasi hasil rektifikasi.
Menurut wizard ER Mapper6.4, terdapat 7 Geocoding Type, yaitu:
                        2. Tryangulation
                        2. Polynomial
                        3. Orthorectify using ground control point
                        4. Orthorectify using exterior orientation
                        5. Map to map projection
                        6. Known Point Registration
                        7. Rotation



TUJUAN KOREKSI GEOMETRIK  
  1. pembenaran atau pembetulan citra agar koordinat citra sesuai dengan koordinat geografi. 
  2.  mencocokkan posisi citra dengan citra lain.   
  3. registrasi citra ke peta
Prosedur Koreksi Geometrik Memilih metode, dilakukan setelah mengetahui distorsi geometrik dan tersedianya data referensi.
  • Penentuan parameter, menggunakan parameter kalibrasi atau titik kontrol tanah.
  • Cek akurasi dilakukan dengan verifikasi atau validasi.
  • Interpolasi dan resampling untuk mendapatkan citra geocoded yg akurat. 
 Koreksi Radiometrik
Koreksi radiometri ditujukan untuk memperbaiki nilai piksel supaya sesuai dengan yang seharusnya yang biasanya mempertimbangkan faktor gangguan atmosfer sebagai sumber kesalahan utama. Efek atmosfer menyebabkan nilai pantulan obyek dipermukaan bumi yang terekam oleh sensor menjadi bukan merupakan nilai aslinya, tetapi menjadi lebih besar oleh karena adanya hamburan atau lebih kecil karena proses serapan. Metode-metode yang sering digunakan untuk menghilangkan efek atmosfer antara lain metode pergeseran histogram (histogram adjustment), metode regresi dan metode kalibrasi bayangan.


Resolusi pada berbagai jenis citra digital:
·         Landsat 30 m
·         Quickbird 0,6 m
·         Spot 2,5 m
·         Ikonos 1 m